Senin, 16 Februari 2015

Manisnya Jogya Dalam Kapan Kawin



Jogya selalu manawarkan romantisme berbeda dalam setiap pesonanya. Banyak syair dan lagu sudah menuangkan romantisnya Jogya dalam bait-bait nada yang indah. Sama dengan kotanya, lagu-lagu tentang Jogya-pun terdengar sangat menawan.
.
Berbicara masalah Jogya, tentu bukan hanya bicara tentang batik, budaya, atau ekonomi kreatif. Jogya adalah paket lengkap sebuah kota dengan sejuta performa. Bayangkan saja, sebagai satu-satunya daerah yang masih memiliki kraton yang eksis dalam dunia pemerintahan kendati dalam bingkai NKRI, Jogya memiliki segudang cerita tak akan habis dikupas. Salah satunya pesona alam Jogya.

Meskipun sebagian daerahnya sempat luluh lantak akibat gempa gunung merapi beberapa tahun silam, pesona Jogya seakan tak pernah pudar. Gunung, pantai, situs-situs budaya, dan tentunya Malioboro adalah objek yang paling diminati dari Jogya. Masih banyak lagi yang dapat dieklplorasi dari Jogya.

Berbicara masalah eksplorasi Jogya, banyak sekali media yang sudah membawa harumnya nama Jogya dengan caranya masing-masing. Film terbaru bertajuk Kapan Kawin misalnya, mampu mengemas Jogya dengan manis dalam setiap detik perannya.  Kemunculan Jogya pertama sangat menawan dengan tampilan pintu rumah Jogya yang khas, sederhana dengan cirri bangunan rumah tinggal Jogya yang tidak terlalu tinggi namun sangat nyaman.

Lebih lanjut film ini bertubi-tubi mengeksplor keindahan lainnya dari Jogya. Malioboro misalnya disunting dalam beberapa menit dengan pemandangan kesibukan jalan yang snagat terkenal ini. Aktifitas jual beli disajikan sedikit namun sangat manis untuk sebuah promosi yang abadi ini. Untuk memperkuat identitasnya, sutradara tak lupa mengambil beberapa adegan tepat dibawah papan nama Jalan Malioboro. Adegan ini seakan memperkuat kesan inilah Jogya untuk semua keindahan yang terbungkus didalamnya.

Selain Malioboro, Jogya juga tekenal dengan pantai yang indah. Hamparan pantai yang luas dan keindahan laut berhasil ditampilkan dengan sangat menarik dalam beberapa adegan. Walaupun hanya beberapa adegan, namun film ini bener-benar mampu menjual keindahan pantai Jogya lengkap dengan pasir putihnya yang lembut. Belum lagi lagu-lagu musisi jalanan yang dinyanyikan beberapa pemeran diiringi musik musisi tersebut menambah rasa betapa hangatnya Jogya. 

Tak hanya sampai disitu keindahan Jogya dalam film ini. Beberapa adegan lain misalnya bagaimana Satrio bermeditasi diatas batu hitam besar ditengah kali Jogya. Airnya yang jernih membasuh setiap pinggiran batu bergantian, mengalir melewati jembatan kayu kusam menghitam. Desiran dedaun menghijai sepanjang kali mengatakan inilah Jogya yang indah asri dan sangat menawan.

Selain kali, perkebunan salak yang berada tepat dibelakang rumah Didi yang dijadikan tempat eksekusi kemarahannya menambah keindahan Jogya dari sisi lain. Jaras-jaras dahan salak yang menjulur bersentuhan satu sama lain, terlihat sangat dengan duri-duri yang tajam seakan mengatakan Jogya tidak hanya malioboro dan pantai, tapi Jogya juga perkebunan, gunung, dan alam lainnya.

Secara umum Film Kapan Kawin berhasil mempromosikan Jogya dengan menawan dalam setiap bagiannya. Promosi ini akan sangat menarik karena akan menjadi promosi sepanjang masa. Harusnya daerah-daerah lain juga mengikuti langkah promosi seperti ini. Walaupun mungkin Jogya dipilih karena keindahannya tanpa permintaan pemerintah Jogya, namun kota-kota lain di Indonesia bisa saja mengajak pekerja seni untuk hadir dan mengeksplorasi daerahnya. Banyak sekali daerah-daerah yang menarik lainnya di Indonesia, dan yang lebih penting lagi adalah setiap daerah memiliki keunikan tersendiri. Dengan demikian hasil akhir sebuah senipun tidak hanya sekedar seni tetapi juga bagian dari eksplorasi dan promosi budaya Indonesia.

Akhirnya semoga apa yang ditampilan Tim Kapan Kawin dalam film ini mampu memikat pekerja seni lainnya untuk melakukan hal yang sama atau lebih lagi. Dan semoga sinergi antara seni dan dunia pariwisata daerah akan mampu meningkatkan promosi wisata Indonesia sehingga siap menghadapi tantangan dunia pasriwisata global nantinya. Salam semangat!!!

Tidak ada komentar: