Tampilkan postingan dengan label Marketing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Marketing. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Maret 2015

Getok Tular Marketing



 
Gambar Ilustrasi (Sumber: sidomi.com)
Beberapa waktu yang lalu dunia sosial media dihebohkan dengan beredarnya sejumlah meme tentang Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Banyak sekali meme beredar sejak Film Mini Seri AADC  Line dirilis. Semua orang berlomba-lomba membuat meme sendiri dengan mengutip salah satu percakapan dalam mini seri tersebut. Tidak hanya itu, bagi yang tidak bisa membuat meme, paling tidak ikut share meme yang beredar. Percakapan yang luas di media sosial seperti ini berhasil, Line menjadi hangat diperbincangkan dan semakin dikenal di Indonesia.

Beberapa hari ini dunia dan Indonesia juga dihebohkan dengan beredarnya foto baju yang memperdebatkan warna putih keemasan atau biru hitam. Hampir semua orang mebicarakan tentang perdebatan warna ini, bahkan ada yang memperdebatkan dalam keluarga dan mempublikasikan di facebook, twitter, dan media sosial lainnya. Gambar baju putih keemasan atau biru hitam memang tidak memperkenalkan brand secara spesifik. Namun cukup menggemparkan media sosial untuk sebuah perdebatan yang menarik.

Kedua contoh tersebut merupakan promosi yang luar biasa, murah dan efisien. Pakar marketing Jonah Berger dalam bukunya yang menjadi best seller New York Times “Contagious” menyebut promosi seperti ini dengan “Getok Tular”. Getok tular adalah promosi yang memanfaatkan kesenangan orang untuk berbagi informasi baik positif maupun negatif. Getok tular sendiri dapat dilakukan dengan memberikan sebuah umpan yang menarik ke publik selanjutnya memancing keinginan publik untuk menyebarkan informasi dengan suka rela. Tentu saja semua orang mau melakukannya karena sesuatu yang menarik, menyenangkan, dan mendapatkankan feedback yang menyenangkan pula dari teman sosial media.

Dalam banyak kasus getok tular berhasil mengantarkan sebuah brand untuk dikenal luas di pasar. Tentu saja kita merasakan bagaimana berhasilnya Line di Indonesia misalnya, banyak orang tau dan penasaran dengan aplikasi Line sehingga mencari dan mengunduh aplikasi tersebut. Banyak kasus lain juga mendapatkan keberhasilan yang serupa dan bahkan diluar negeri banyak yang hasilnya lebih baik.

Getok tular dapat dilakukan siapaun dan untuk produk apapun. Namun, getok tular harus diprogram senatural mungkin, tidak mengandung unsur yang menyinggung perasaan orang atau kelompok, dan tentu saja tidak melawan kaidah-kaidah ilmiah. Untuk itu membuat getok tular juga harus direncanakan dengan matang. Beredarnya meme Line “Memangnya beda… di… dengan di…”, memang secara ilmiah memiliki perbedaan waktu, namun tidak demikian jauh. Akan tetapi percakapan tersebut sangat menyentuh pasar remaja dan anak muda karena Line memang menyasar pangsa pasar tersebut. Demikian juga beredarnya perdebatan baju tadi, memang pada dasarnya ada pembuktian ilmiah yang dapat menjelaskan perbedaan persepsi warna akibat pengaruh kondisi saraf dan emosi saat itu. Dan ini dimanfaatkan dengan baik oleh pembuat meme untuk mengeluarkan getok tular ini. Dalam sebuah Journal marketing (online) juga sudah dibahas tentang perdebatan warna baju ini sebagai strategi yang luar biasa.

Akhirnya belajar dari keberhasilan getok tular kedua contoh di atas, semoga teman-teman pembaca yang punya produk atau usaha dapat memanfaatkan promosi dengan cara ini. Promosi ini sangat murah, efektif, dan yang paling penting dapat menyasar target konsumen yang diinginkan. 

Selamat berkarya, salam semangat.

Rabu, 18 Februari 2015

Blogger Marketing



 
Gambar Ilustrasi (Sumber: www.steamfeed.com)


 Perkembangan penetrasi intenet yang begitu besar di Indonesia memberikan berkah bagi semua orang. Dengan populasi Indonesia berjumlah lebih dari 240 juta jiwa, Indonesia menjadi primadona karena menjadi market terbesar di Asia Tenggara. Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, meningkatnya jumlah kelas menengah keatas, serta semakin terbukanya masyarakat terhadap perdagangan online membuat peluang dunia bisnis juga meningkat pesat. Iklim seperti ini dipandang sebagai pangsa pasar online yang perlu digarap serius.

Seiring dengan jumlah penetrasi internet, pertumbuhan e-commerce pun semakin pesat di Indonesia. Setiap hari bermunculan berbagai situs jual beli online baik dikelola secara profesional dalam bentuk badan usaha maupun dikelola secara perorangan. Kini jutaan toko dan situs online bertarung memperebutkan pangsa pasar Indonesia yang sangat potensial. Masalahnya adalah mampukah mereka membangun brand awareness yang baik dihati masyarakat, ditengah begitu banyaknya brand yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Belum lagi jika ditambah dengan serbuan brand asing yang memang sudah lebih dulu dikenal publik.

Pertarungan brand untuk memperkenalkan diri dan menjadi pilihan pembeli atau pengguna jasa tidaklah mudah. Dibutuhkan upaya dan kerja keras yang luar biasa untuk mendapatkan konsumen yang benar-benar loyal dengan brand yang diharapkan. Disinilah pentingnya edukasi produk dan pemberian akses informasi yang natural dan terus menerus kepada khalayak agar mendapat tempat dipasar yang sudah terlalu padat. Untuk mengerjakan bagian edukasi produk kepada massa melalui pembangunan konten yang berkualitas, natural, dan memiliki dampak luas biasanya diserahkan kepada blogger.

Blogger memiliki pengaruh besar dalam dunia marketing dan edukasi sebuah produk saat ini. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah even yang mengumpulkan para blogger diselenggarakan oleh brand-brand besar untuk memperkenalkan produknya. Tidak hanya itu, banyak juga kecenderungan brand-brand ternama yang mulai mengendors blogger untuk melakukan promosi dan edukasi produk melalui konten blog seorang blogger. Melihat kecenderungan ini, kalau boleh saya menyebutnya sebagai blogger marketing, karena memang dalam hal ini seorang blogger di-endors sebuah brand untuk melakukan promosi/marketing kepada khalayak agar produknya dikenal dan dipercaya oleh konsumen. Dalam hal ini blogger seperti artis atau model yang di-endors untuk menjadi Brand Ambassador (BA) sebuah produk agar brand menancap mantap dihati konsumen. Memang blogger tidak mengekpose diri sebagai BA yang harus tampil didepan publik, namun konten yang dibuat seorang blogger bekerja maksimal 24 jam sehari, 7 hari dalam sepekan, dan genap 30/31 hari selama sebulan. Dan itu berlaku sepanjang tulisan itu mengudara. Bayangkan betapa besarnya peran konten blog yang ditulis seorang blogger. 

Menjadi seorang blogger marketing tentu bukan perkara yang mudah. Paling tidak untuk menjadi seorang blogger yang dipercaya mengemban amanah sebuah brand harus memenuhi berbagai indikator pengaruh blog terhadap publik. Paling tidak beberapa indikator tersebut harus memiliki rating blog yang baik, dinilai dengan berbagai macam tools khusus untuk itu. Paling tidak untuk menjadi seorang blogger marketing pertama sekali harus konsisten dalam menulis dan membangun popularitas blog, sedangkan yang lainnya bisa dikerjakan sambil belajar untuk terus lebih baik.

Meningkatnya kepercayaan brand-brand terkemuka terhadap blogger marketing menjadi peluang untuk menjadi professional blogger. Ketika kita mengatakan professional, berarti seseorang yang melakukan sebuah profesi tertentu dan dapat hidup sejahtera dengan profesinya. Demikian juga dengan blogger semoga dengan berkembangnya kepercayaan dunia bisnis terhadap blogger marketing, akan membuat blogger marketing menjadi profesi baru dalam dunia bisnis dan media. Semoga kita dapat mengambil peluang yang bagus ini untuk membuat blogger mampu menjadi lebih baik dan dipercaya dalam industri marketing. 

Salam semangat!.