Selasa, 05 Februari 2013

Teladan Sikap Abu Bakar RA


Disaat dunia hiruk pikuk dengan krisis, kemiskinan, susahnya mendapatkan pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya jumlah pengangguran masih banyak orang-orang dengan rahmat yang berlebihan. Diantara orang-orang yang kelaparan karena sulitnya mendapat pekerjaan misalnya, masih ada orang-orang yang meminta kenaikan gaji, tunjangan berlipat bahkan fasilitas mewah lainnya. Padahal semua itu merupakan amanat yang harus dilakukan dalam melayani rakyat dan semua keuangan bersumber dari uang rakyat.

Kondisi ini sungguh berbeda dengan apa yang disughkan sang teladan Khalifah Abu Bakar ra. Dirawayatkan pada suatu ketika mendengar keinginan istrinya untuk mencicipi manisan. lalu sang khalifah menjawab "aku tidak punya uang untuk membelinya", ini khalifah loh (jauh ya, dibanding mandor sekipun). Istri beliau menjawab: "kalau engkau setuju, aku akan menyisihkan sedikit uang dari perbelanjaan setiap hari, sehinga terkumpul dalam beberapa hari". Khalifah Abu Bakar mengijinkannya.

Istri khalfah mulai mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga beberapa hari kemudian terkumpul sejumlah uang yang mencukupi untuk membeli manisan. Ia menyerahkan uang tesrebut kepada Sayidina Abu Bakar ra untuk dibelikan manisan.

Apa yang saudara bayangkan yang akan terjadi? ternyata beliau orang yang sangat bijak. Abu Bakar ra mengatakan bahwa "dari pengalaman ini aku tahu bahwa kita mendapat gaji berlebihan dari Baitul Mal". Dan uang yang dikumpulkan istrinya untuk membeli manisanpun dikembalikan oleh Abu Bakarke Baitul Mal, dan sejak saat itu ia mengurangi gajinya sebanyak yang dikumpulkan istri beliau setiap hari.

Begitulah Seritauladana yang dicontohkan, apakah kita dapatkan contoh seperti ini saat ini? wallahu'alam.

Semoga bermanfaat.
http://www.google.com/imgres?um=1&hl=id&newwindow=1&tbo=d&tbm=isch&tbnid=xtiWOi_KWeEnyM:&imgrefurl=http://asoyyblog.blogspot.com/2011/01/biografi-khalifah-abu-bakar-ash-siddiq.html&docid=WodIhfouKpnDtM&imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGWQy2r_85zP4lfU1IhfWkwtE8DLzapiO75Tb1NamNPJqkymSNEzHQDwdwFNOxxZ75h0VpHpyQSv0eLH3Bto83Jq3PmHfCx0_OjG4Ry0ZKx2fSpI_99lmq9hiJc8KqRoHEyjB5x1N_CMg/s1600/abu%252Bbakar.jpg&w=1024&h=838&ei=ChcRUfzhLYqKrgf-84GIDg&zoom=1&ved=1t:3588,r:3,s:0,i:90&iact=rc&dur=754&sig=101129186653969152568&page=1&tbnh=183&tbnw=217&start=0&ndsp=16&tx=89&ty=74&biw=1360&bih=629
Disadur dari Tarbawi, Ed.137. th.8/2006

Tidak ada komentar: