Minggu, 08 September 2013

Ketika Langit Mendung


Gemuruh berperang hangat dibalik awan gelap. Angin menghindar perlahan bawa pasukan menepi menuju jurang. Awan gelap kini berkeliaran memenuhi angkasa nan luas. Burung berlari ketakutan, beberapa diantaranya lupa memasang bulu-bulu hingga berterbangan kesana kemari. Tak hanya langit, bumipun seakan berhamburan. Beberapa kambing gendut biasanya malaspun kini mengjilang dari tempatnya. Ouh tuhan, seperti inikah dunia. Semua menghilang, semua menghindar. Kemana mata-mata indah dengan rambut lentik saat gemuruh tiba. Begitu takutkah mereka pada halilintar, hingga menyatu seluruh tubuhnya menjadi satu. Tanpa mata, dagu dan dada. Ouh dunia…ouh semuanya….
 
Gambar Ilustrasi (Sumber: odeliajulita.blogspot.com)
Dalam mimpi-mimpiku hujan itu menyenangkan, gemuruh itu tidak menakutkan. Lihat anak-anak riang, berlompatan, mereka menikmatinya. Apa karena mereka tak cukup akal? Hingga mereka tak kenal ketakutan? Atau mereka dungu, hingga tak terusik dengan apapun yang menghampiri. Ouh tuhan… bisakah dunia ini sedikit lebih tenang? Lebih hening, agar rintik-rintik hujan lebih terasa. Ingin rasanya pejamkan mata rentangkan tangan dan rasakan sentuhan-sentuhan lembut Kristal-kristal itu lewati jari jemari dan menghempas bumi. Dinginnya sejukkan jiwa dan wujudnya sucikan raga.

 
Gambar Ilustrasi (Sumber: dobelden.wordpress.com)
Sayang dunia tak selalu hujan. Padahal hujan selalu penuh berkah. Tuhan, bolehkan huan setiap hari. Hujan yang lembut penuh rahmat. Hujan yang sejuk menyejukkan jiwa. Dan hujan dengan derai halus, haluskan lirih perih hingga tak terdengar rintih. Tapi tidak, biarlah seperti ini, terkadang hujan panas dan gerah agar dunia tetaplah indah. Untuk semuanya…

Gambar Ilustasi (Sumber: intisari-online.com)

Tidak ada komentar: