Dian Pelangi, Barli Asmara, dan Saskia (Sumber: |
Beberapa hari yang lalu media heboh
mempublikasikan bagaimana manisnya Dian Pelangi, Barli Asmara, dan Zaskia Sungkar
dalam Couture Fashion Week (CFW), New York. Hampir semua media nasional dan
internasional mempublikasikan even ini. Beruntungnya para desainer Indonesia
dapat membuka jalan untuk berkarya di luar negeri. Namun, apakan even ini hanya
menguntungkan mereka sebagai pelaku utama, bukankan ini kesempatan bagi
Indonesia?.
Momen perhelatan CFW memang menjadi
milik ketiga desainer muda berbakat yang hadir disana. Meriahnya panggung,
gemuruh tepuk tangan, banjir pujian, dan terjualnya busana yang dipamerkan
memang mutlak milik mereka. Dibalik itu semua, bukan hanya keadaan yang terlihat
adalah keuntungan satu-satunya dari perhelatan ini. Banyaknya media yang
mempublikasikan negeri asal desainer dan busana muslim yang diperagakan yang
menjadi perbincangan dunia adalah milik bangsa Indonesia. Beberapa hal yang
menguntungkan Indonesia dari even ini adalah:
Diplomasi
budaya
Keberhasilan ketiga desainer Indonesia
masuk CFW merupakan sebuah diplomasi dan promosi budaya. Seperti diketahui even
tersebut merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun, istimewanya
tahun ini adalah mereka bertiga berhasil masuk dengan membawa busana muslim
sebagai busana pilihan yang dipamerkan. Bukan mudah untuk menembus acara
seperti ini untuk busana muslim, karena belum pernah diperagakan dalam acara
yang sama sebelumnya. Berdasarkan informasi yang beredar, dibutuhkan satu tahun
untuk meyakinkan panitia dan sponsor agar busana muslim dapat masuk kesana. Dan
Alhamdulillah-nya mereka berhasil melakukannya dengan baik.
Setelah acara digelar, banyak sekali
public yang antusias dengan aneka busana yang dikenakan model lokas USA.
Antusiasme masyarakat terhadap busana yang dipamerkan menunjukkan keberhasilan
mereka masuk kedalam ranah kultur yang berbeda. Sungguh ini luar biasa, kendati
sebagian di dalam negeri mengkritik karena busana yang dibawa belum syar’i.
Apapun komentar yang beredar setidaknya langkah mereka memperkenalkan busana
yang tertutup, lebih sopan, namun tetap menarik berhasil. Toh, Dian Pelangi
sendiri sebagai desainer dalam sebuah wawancara mengatakan untuk memperkenalkan
busana muslim yang baik itu tidak bisa dilakukan dengan spontan. Tetapi
pelan-pelan agar mereka tahu dulu, setidaknya paham, beginilah busana muslim.
Dengan pagelaran busana ini mereka sudah melakukan diplomasi budaya dengan cara
yang lebih baik dan elegan.
Dian Pelangi, Barli Asmara, dan Saskia, bersama Model (Sumber: |
Promosi
Indonesia
Tidak dapat dipungkiri setiap
perhelatan acara-acara besar fashion dunia selalu menjadi pusat perhatian kuli
tinta. Banyangkan saya untuk acara sekelas CFW tentu akan diliput oleh jutaan
media dari berbagai belahan dunia. Untungnya keunikan busana yang dipamerkan
ketiga desainer Indonesia menjadi perhatian dunia. Nama Indonesia
berulang-ulang disebut dalam berbagai media, dengan sendirinya menjadi
pemberitaan yang menyenangkan untuk Indonesia. Kalau selama ini selalu
pemberitaan tentang korupsi, bencana, atau politik yang semakin menggila,
pemberitaan tentang fashion tentu akan merubah paradigma dunia tentang
Indonesia.
Mimpi
Pusat Busana Muslim Dunia
Para desainer Indonesia sangat
memimpikan untuk menjadikan negeri ini sebagai kiblat fashion busana muslim
dunia. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar didunia, Indonesia
memiliki kans yang besar menjadi pusat perhatian dalam busana muslim. Tentu
saja ditunjang dengan trend busana muslim yang semakin besar beberapa tahun
terakhir. Paling tidak, busana muslim sudah menjadi pilihan untuk tampil lebih
mempesona dibandingkan zaman dahulu. Walaupun demikian tetap dibutuhkan kerja
keras untuk menjadikan mimpi itu menjadi kenyataan.
Keberhasilan Dian, Barli, dan Saskia
adalah langkah kecil yang dapat mengantarkan Indonesia menjadi pusat busana
muslim dunia. Setidaknya dibutuhkan desainer-desainer lain yang juga melakukan
hal yang sama, mengikuti even-even dunia dengan busana muslim yang khas dan
tentunya mampu menculik mata dan pandangan dunia. Tidak hanya even luar negeri,
didalam negeri juga harusnya mengadakan acara-acara serupa dengan mengundang
perancang busana dan sosialita dunia. Dengan demikian bukan tidak mungkin suatu
saat Indonesia benar-benar menjadi trend setter dan pusat busana muslim dunia.
Akhirnya, apa yang telah dilakukan
ketiga anak bangsa merupakan bukti nyata kerja keras, tidak hanya menguntungkan
mereka sendiri, tetapi kita semua sebagai bangsa Indonesia. Sudah saatnya
Indonesia bergerak dengan diplomasi budaya agara semua negara didunia lebih
terbuka dan memahami Indonesia secara holistik. Karena budaya dapat menyatukan
bangsa-bangsa yang berbeda dan tentu saja menjembatani perdagangan dan
perekonian antar bangsa.
Salam semangat!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar