Rabu, 13 Februari 2013
Review: THE MIRACLE OF ENDORPHIN
Review: THE MIRACLE OF ENDORPHIN: Penulis : Dr. Sheigo Haruyama Penerjemah : Muhammad Imansyah & ...
Selasa, 12 Februari 2013
TERAPI ALAMI DIABETES: PENELITIAN REIKI UNTUK PASIEN DIABETES
TERAPI ALAMI DIABETES: PENELITIAN REIKI UNTUK PASIEN DIABETES: Terapi Reiki yang dilakukan selama 30 hari pada penelitian ini terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes melitus type...
Jumat, 08 Februari 2013
Galeri Pena: Mau Bebas Bully, Jangan Asal Senggol
Galeri Pena: Mau Bebas Bully, Jangan Asal Senggol: Indonesia memang memiliki segudang cerita, gak hanya cerita dongeng masa lalu, tetapi juga cerita di dunia maya ini. Lucu memang, tapi it...
Mau Bebas Bully, Jangan Asal Senggol
Nah, selesai cerita itu.. beberapa hari yang lalu heboh juga tuh yang katanya kembali Fans Fanatik seorang artis membully seorang nominator entah Jerami award atau Geram award gitu... kabarnya sang nominator dicoret dari daftar nominasi hanya gara-gara diprotes yang namanya fans fanatik tadi. Tapi aneh ya... masa Iya Dewan Juri menghilangkan salah satu nominator hanya karena dibully atau diprotes oleh fans artis-artis sih? ada yang percaya ini bisa terjadi? ayo.... kalo anda jadi salah satu jurinya, masa mau melakukan hal bodoh ini dengan pertimbangan yang tidak masuk akal. ya gak...
Cerita yang lain lagi, kejadiannya baru kemarin nih, masih fresh from the open ^^^blackPorest kali ya hahha. Kemarin ada tuh ibu2 baik hati yang prihatin dengan kondisi remaja yang bebas beli miras di gerai2 rakyat jelata seenak udelnya tanpa syarat ^^^gila ya, udah kayak beli air mineral sih.. nah si ibu bikin petis supaya ada dukungan dan perhatian dari pengusaha atau pedagang ada atau apalah itu namanya untuk tidak menjual miras ke remaja dibawah 21 tahun ^^^jangan bilang-bilang ya, dinegeri lain belinya pakai syarat umur, KTP..nah di Indonesia mudah banget... wong di efBe ku aja anak2 gila2an share poto2 mabuk2an senenaknya gitu.... Lanjut lagi. Jadi ini kegiatan baik kan... nah ada tuh lawannya yang mebulli si ibu2 ini ampe ya setengah gondk kali ya dengan berbagai fakta. walaupun fakta ini benar namun apapun alasannay atas nama hal yang BAIK harusnya di dukung bersama, jangan saling MEMBULLY untuk hal yang tidak terlalu penting. Masa iya, kita mau BERDARAH-DARAH dengan SALING mem BULLY. memang ada yang berubah di negeri ini memang.
So, buat tbapak, ibu, kakak, abang, mas, mbak, bocah-bocah dan temen-temen semua yuk BUDAYA HIDUP TENTRAM bebas BUlly, hargai pendapat orang lain dengan bijak, jika kurang berkenan selama itu baik maka DIAM sepertinya pilihan bijaksana.
Hidp Indonesia, musnahkan budaya bully.... ^^^apalagi mebully cewe cantik ya... mending disayang ...
Kamis, 07 Februari 2013
Peran Media Dalam Popularitas Jokowi
Peran
Media Dalam Popularitas Jokowi
Indonesia
merupakan negara kepualan yang yang dihuni lebih dari 200 juta penduduk saat
ini. Banyaknya penduduk di negeri ini menyebabkan Indonesia memiliki sumberdaya
manusia yang luar biasa. Tak banyak yang tahu entah berapa banyak sumberdaya
manusia luar biasa di negeri ini, karena banyak yang memilih bekerja di luar
negeri dan banyak pula sumberdaya luar biasa yang tak terdeteksi karena memilih
hidup dan menetap di daerah-daerah atau terbenam dengan masayarakt biasa karena
kekurangan biaya untuk meningkatkan kompetensi diri, kekurangan fasilitas, atau
dibenamkan oleh sistem promosi pegawai/karyawan yang buruk.
Diantara
sekian banyak sumberdaya manusia Indonesia, Jokowi salah satu yang layak
menjadi sorotan saat ini. Siapa yang kenal Jokowi sebelum tahun 2010?. Bagi
warga Solo, Jokowi dikenal sebagai bupati yang memiliki kinerja yang baik.
Bagaimana tidak, bupati yang berperawakan kecil ini kerap mengunjungi
masyarakat untuk mengetahui akar permasalahan yang dihadapi serta cara
penyelesaian masalah yang tepat. Tak heran jika prestasi kerja Jokowi mendapat
apresiasi dari semua pihak baik masayarakat, media, maupun lembaga dunia yang
memberikan penghargaan sebagai salah satu kepala daerah terbaik di dunia.
Prestasi
kerja Jokowi patut diacungi jempol selama memimpin Solo. Namun, siapa yang
kenal Jokowi selain warga kota solo dan sekitarnya sebelum tahun 2010? Hampir
semua mengatakan tidak tau siapa Jokowi. Keadaan ini berbalik setelah Jokowi
mendompleng Karya SMK Solo sebagai pelindung, penasehat, sekaligus orang
pertama yang menggunakan mobil ESEMKA. Semenjak itu media mulai terlibat dalam
kehidupan Jokowi. Hampir setiap hari media memberitakan Jokowi sebagai
pendukung berkembangnya mobil murah dalam negeri produksi ESEMKA. Keadaan ini
lebih diuntungkan lagi dengan posisi pemerintah pusat yang seakan berseberangan
dengan produksi mobil ini dengan munculnya tanggapan-tanggapan miring dari
petinggi negara tentang mobil ini pada saat itu. Keadaan seperti ini sepertinya
menjadi daya tarik tersendiri untuk media khususnya televisi untuk memblow-up
masalah seolah-olah menjadi hal yang kontroversial dan layak dibahas sebagai
suatu titik kelemahan pemerintah dan kelebihan Jokowi dalam memotivasi
tumbuhnya industry dan berkembangnya potensi dalam negeri.
ESEMKA
merupakan awal kebangkitan popularistas Jokowi. Bagaimana tidak sejak saat itu
Jokowi menjadi buah bibir dimana-mana. Perform dari satsiun ke stasiun menjadi
hari-hari Jokowi untuk melakukan promosi bagaimana dukungannya terhadap ESEMKA.
Nama Jokowi kemudian semakin berkibar dengan proses akan dilakukannya uji
kelayakan mobil ESEMKA walaupun akhirnya dinyatakan tidak lolos uji di balai
uji kendaraan di Tangerang. Kegagalan ini tidak membuat nama Jokowi memudar
dari publik begitu saja.
Jokowi
kembali menghebohkan dengan dianugerahkannya beliau sebagai salah satu walikota
terbaik dunia. Berita ini kembali mengangkat Jokowi lebih tinggi melayang di
udara Indonesia. Dari sini nama Jokowi terus mengudara dan berkibar
dimedia-media lokal dan nasional di seluruh Indonesia. Entah bagaimana
ceritanya, penulis tidak tahu apakah ini menjadi agenda setting media untuk mengangkat Jokowi atau terjadi secara alami.
Jokowi
kembali membahana pada saat pencalonan Gubernur Jakarta. Proses pencalonan
Gubernur Jakarta menjadi proses pemilukada yang paling heboh se-Indonesia.
Bagaimana tidak perang antar kubu calon seakan hampir setiap hari menghiasi
layar kaca lokal dan nasional. Tak hanya itu media sosial juga sama semaraknya
dalam memberitakan Jokowi yang akhirnya terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta
berpasangan dengan Basuki Rahmat.
Pemilihan
kepala daerah sebenarnya hal yang biasa terjadi di seluruh Indonesia. Semua
media memberitakan tentang proses pemilihan kepala daerah, namun tidak begitu
dekat dan bertubi-tubi berita yang disajikan. Selain itu, menurut pengamatan
penulis berita yang diangkat biasanya hanya sekilas tentang kegiatan di hari
pemberitaan disajikan. Namun Even setiap lima tahun sekali ini menjadi luar
biasa kali ini khusus DKI. Semua televise berlomba untuk mempublish berita
tentang Jokowi dan calon-calon lain yang menurut penulis kurang berimbang
(pendapat penulis) dalam pemberitaan. Pembaca boleh mengingat atau membuka
kembali berita-berita dan melakukan analisa terhadap berita-berita selama
proses pemilukada DKI, disana akan jelas bagaimana media begitu mengelu-elukan
Jokowi dalam setiap pemberitaan.
Kegiatan
media dalam pemberitaan Jokowi terkesan seakan media menginginkan Jokowi
terpilih sebagai gubernur DKI. Hal ini kembali menurut penulis, apa yang
dilakukan media pada saat itu hingga saat ini begitu jelas terlihat dimana
semua kegiatan begitu disorot baik pengalaman memimpin sebelumnya,
keberhasilan-keberhasilan yang dilakukan, gaya kepemimpinan yang begitu banyak
dibahas, serta prestasi kerja tentunya menjadi komoditi utama suksesnya peran
media mengangkat hal ini.
Peran
media tidak hanya sampai mengantarkan Jokowi pada Kursi DKI 1. Media terus
berlanjut pada publikasi setiap perjalanan Jokowi dalam memimpin Jakarta.
Setiap kegiatan disertai dengan media televise yang seakan tak berjarak dengan
pekerjaan sang gubernur. Prestasi Jokowi memang tak diragukan lagi, penulis
setuju beliau memang pantas untuk dipuja sebagai gubernur sejati yang bekerja
sepenuh hati untuk masyarakat. Namun, ekpose media yang seakan berlebihan yang
mengikuti dan memberitakan setiap pekerjaan yang dilakukan mengesankan me media
televise menjadi pemikat hati masyarakat
terhadap Jokowi yang seakan disetting sedemikian rupa. Padahal dibalik itu
semua Jokowi adalah manusia biasa yang membutuhkan waktu, bekerja tanpa
dibuntuti setiap detik oleh media televise dan tentunya memilki berbagai
kekurangan yang tentu tidak ingin terlihat ke publik.
Media
televise tidak salah dalam
memberitakan kiprah Jokowi dalam memimpin DKI. Ditengah kegerahan masayarakt
akan ketidak pastian ekonomi, hokum, minimnya perhatian pemerintah baik melalui
kebijakan yang pro-rakyat maupun perhatian langsung yang dirasakan masayarakat
Jakarta, kehadiran Jokowi member warna tersendiri dalam benak masyarakat.
Ephoria ini seakan menjadi anti klimaks terhadap gaya pemerintahan yang selama
ini dirasakan menjadi lebih terasa dengan kehadiran media yang memberikan
gambaran begitu nyatanya kepemimpinan Jokowi. Namun kembali lagi hokum
pemberitaan dimana berita yang disampaikan berulang-ulang akan menjadi suatu
kebenaran dan menjadi acuan di masyarakat. Kalau media mau jujur dalam
memberitakan, sebenarnya banyak kepala daerah lain, pemimpin yang lain yang
layak diberitakan sama dengan yang dilakukan pada Jokowi, namun kurang mendapat
porsi yang sama dimata media pertelevisian Indonesia sebutlah kiprah bapak
Yusuf Kalla, Fadhel Muhammad, Denni Indrayana, dan banyak yang lain yang tidak
dapat penulis sebutkan. Tetapi mungkin mereka terlalu bijaksana dan kalah
nyentrik untuk terlalu disorot media.
Kala Air Mata Menjadi Berlian
Suatu ketika di sebuah Department Store sepasang kekasih 70 tahun
sebelumnya, tampak mesra nemilih birthday gift untuk sang cucu
kesayangan. Sang Nenek memanggil dengan nada lembut pada suaminya
"Honey, lihat ini sayang...ada sepasang cangkir keramik yang indah".
Sesaat kemudian sang kakek segera meluncur tepat di depan camgkir yang dimaksud..."Ya sayang... Kamu masih seperti yang dulu... sangat mengerti keindahan".
Sungguh itu merupakan cangkir yang indah, diletakkan dengan manis di atas etalase kaca yang di penuhi ratusan keramik berkelas.
Dengan lembut penuh perasaan Nenek renta itu mnyentuh keramik rupawan itu. Tanpa sengaja sang Nenek berkata... "Sungguh engkau begitu indah, maha karya yang pernah ku lihat".
Tiba-tiba sang cangkir berbicara... "Wahai Nenek yang baik hati, terima kasih pujianmu.... Namun aku adalah aku...Andai engkau tahu aku yang dahulu, mungkin engkau akan meninggalkanku".
Dengan terkejut sang Nenek bertanya... "Apa yang trejadi padamu dahulu?"...
Dengan nada sedih....Sang cangkir menjawab "Dahulu aku adalah lumpur, jorok, dan tubuhku dipenuhi cacing-cacing yang menggrogotiku...dan jika engkau melihatku dahulu mungkin engkau akan mencercaku...... Beberapa bulan yang lalu, seorang kakek tua mengmbilku, Mulanya ia mengambilku kemudian ia membentukku...
Setiap hari aku di sakiti, ia melemparku pada papan panjang, menggilasku dengan botol besar, meniramiku dengan air dan ia memutarku di atas pemutar kayu... aku menjerit setiap saat,,, aku mencercanya, aku menyumpahinya.... namun ia diam saja..dan berkata...
Bersabarlah....
Hanya itu yang diucapkannya... kemudian ia membakarku di tungku yang sangat panas...
aku seakan ingin mati saja waktu itu, karena menjeritpun bagiku seperti tidak ada gunanya, kering sudah air mata ku saat itu dan bumi seperti runtuh menjalani hariku yang kelam...
Aku sedikit lega dan bernapas ketika di keluarkan dari tungku menjengkelkan itu, namun itu tidaj belangsung lama.... aku diberikan pada nenek tua dan aku di semprot dengan aku tidak tahu namanya, dia mengikisku pelan..tapi tetap saja aku kesakitan... aku menjerit dan berkata cukuuuuuuppp!!!!!....
Dan sang nenek berkata... Bersabarlah....
Oh tuhan...betapa gelapnya hidupku..sesekali aku mengeluh dalam hati.... Setelah itu wahai nenek yang baik hati.... Aku kembali di bakar, kali ini dalam tungku yang lebih panas....dan aku menjerit sejadi-jadinya.... kembali sang kakek menjawab....
Bersabarlah....karena aku mencintaimu....
Selang beberapa hari kemudian, aku di keluarkan...kembali kulitku dikikis... seliruh tubuhku dilumuri cairan getah yang bau...dan sejak saat itu aku tidak bisa lihat dan dengar apa-apa...
Ketika aku terbangun aku telah berada di sini....
Terdampar diantara kaca, aku bingung saat itu...ada benda yang indah di depanku..pelan dan malu-malu aku mencari tahu...kuraba pelan dan etrnyata itu bayanganku....
Aku menangis sejadi-jadinya dan mengucap syukur padaNya.... betapa indahnya aku sekarang....akau bangga karena aku merasa bernilai.... Tapi aku sedih..aku belum mengucapkan sesuatu....
Terima kasih untuk kakek tua itu....
Begitulah wahai nenek dan kakek tua hidupku...."
Dengan kasih sayang kakek dan nenek tua itu membeli sepasang cangkir tadi dengan harga yag sangat mahal....dan memberikannya pada Cucu tersayang dan diletakkan dalam etalase yang indah di penuhi barang Mewah...
Begitulah akhir dari kisah hidup sepasang keramik....
Terkadang proses begitu membosankan, menjengkelkan mungkin, marah...pazti, jenuh boleh jadi... tapi itulah proses menajadi lebih baik, lebih punya test...haha...
Bersabarlah untuk menjadi lebih baik....
Tidak ada yang instan untu menjadi yang istimewa....
Semoga kita bisa mengambi hikmah dari cerita tersebut....
***Kisah ini kutulis seperti dituturkan guruku...Mr. Wafi, SS.
Pare, 24 Januari 2009
Sesaat kemudian sang kakek segera meluncur tepat di depan camgkir yang dimaksud..."Ya sayang... Kamu masih seperti yang dulu... sangat mengerti keindahan".
Sungguh itu merupakan cangkir yang indah, diletakkan dengan manis di atas etalase kaca yang di penuhi ratusan keramik berkelas.
Dengan lembut penuh perasaan Nenek renta itu mnyentuh keramik rupawan itu. Tanpa sengaja sang Nenek berkata... "Sungguh engkau begitu indah, maha karya yang pernah ku lihat".
Tiba-tiba sang cangkir berbicara... "Wahai Nenek yang baik hati, terima kasih pujianmu.... Namun aku adalah aku...Andai engkau tahu aku yang dahulu, mungkin engkau akan meninggalkanku".
Dengan terkejut sang Nenek bertanya... "Apa yang trejadi padamu dahulu?"...
Dengan nada sedih....Sang cangkir menjawab "Dahulu aku adalah lumpur, jorok, dan tubuhku dipenuhi cacing-cacing yang menggrogotiku...dan jika engkau melihatku dahulu mungkin engkau akan mencercaku...... Beberapa bulan yang lalu, seorang kakek tua mengmbilku, Mulanya ia mengambilku kemudian ia membentukku...
Setiap hari aku di sakiti, ia melemparku pada papan panjang, menggilasku dengan botol besar, meniramiku dengan air dan ia memutarku di atas pemutar kayu... aku menjerit setiap saat,,, aku mencercanya, aku menyumpahinya.... namun ia diam saja..dan berkata...
Bersabarlah....
Hanya itu yang diucapkannya... kemudian ia membakarku di tungku yang sangat panas...
aku seakan ingin mati saja waktu itu, karena menjeritpun bagiku seperti tidak ada gunanya, kering sudah air mata ku saat itu dan bumi seperti runtuh menjalani hariku yang kelam...
Aku sedikit lega dan bernapas ketika di keluarkan dari tungku menjengkelkan itu, namun itu tidaj belangsung lama.... aku diberikan pada nenek tua dan aku di semprot dengan aku tidak tahu namanya, dia mengikisku pelan..tapi tetap saja aku kesakitan... aku menjerit dan berkata cukuuuuuuppp!!!!!....
Dan sang nenek berkata... Bersabarlah....
Oh tuhan...betapa gelapnya hidupku..sesekali aku mengeluh dalam hati.... Setelah itu wahai nenek yang baik hati.... Aku kembali di bakar, kali ini dalam tungku yang lebih panas....dan aku menjerit sejadi-jadinya.... kembali sang kakek menjawab....
Bersabarlah....karena aku mencintaimu....
Selang beberapa hari kemudian, aku di keluarkan...kembali kulitku dikikis... seliruh tubuhku dilumuri cairan getah yang bau...dan sejak saat itu aku tidak bisa lihat dan dengar apa-apa...
Ketika aku terbangun aku telah berada di sini....
Terdampar diantara kaca, aku bingung saat itu...ada benda yang indah di depanku..pelan dan malu-malu aku mencari tahu...kuraba pelan dan etrnyata itu bayanganku....
Aku menangis sejadi-jadinya dan mengucap syukur padaNya.... betapa indahnya aku sekarang....akau bangga karena aku merasa bernilai.... Tapi aku sedih..aku belum mengucapkan sesuatu....
Terima kasih untuk kakek tua itu....
Begitulah wahai nenek dan kakek tua hidupku...."
Dengan kasih sayang kakek dan nenek tua itu membeli sepasang cangkir tadi dengan harga yag sangat mahal....dan memberikannya pada Cucu tersayang dan diletakkan dalam etalase yang indah di penuhi barang Mewah...
Begitulah akhir dari kisah hidup sepasang keramik....
Terkadang proses begitu membosankan, menjengkelkan mungkin, marah...pazti, jenuh boleh jadi... tapi itulah proses menajadi lebih baik, lebih punya test...haha...
Bersabarlah untuk menjadi lebih baik....
Tidak ada yang instan untu menjadi yang istimewa....
Semoga kita bisa mengambi hikmah dari cerita tersebut....
***Kisah ini kutulis seperti dituturkan guruku...Mr. Wafi, SS.
Pare, 24 Januari 2009
Selasa, 05 Februari 2013
Anyelir Senja
Bekukan jalan
Sunyikan alam
Hanya nyanyian hujan
Mendung tak berujung
Burung menyepi sunyi
Sesunyi hati
Tanpamu disini
Bila hujan akan reda
Kembali bersenda
Penuhi alam
Hiasi anyelir senja
Pare, 25 Januari 2009.
Puisi untuk sahabat
Gugatan Anak Negeri
Dunia bersorak
Kilauan warna membahana penjuru dunia
Lukisan, nyanyian dan tawa
Menghiasi hari nan bahagia
Semua media kabarkan kegembiraan
Canda tawa nyanyian bahagia
Hari anak Indonesia
Mereka yang merayakannya…
Namun..apakah semua sama…
Dimana hukum dan keadilan..
Untuk mereka yang tak merasakannya…
Jangankan bahagia, tersenyum dan tertawapun
Mereka tak bisa….
Mereka anak, adik saudara semuanya
Mengais menangis dalam terik mentari
Dinginnya malam dan kelamnya masa depan…
Dimana..dimana keadilan yang kau janjikan…
Dimana…jaminan yang terundangkan…
Inikah cinta yang engkau janjikan…
Inikah jaminan yang engkau dengungkan…
Dihari bahagia inipun mereka masih mengais menjerit dan meminta
Di jalan-jalan, di trotoar-trotoar dan dipasar-pasar
Sementara lainnya tersenyum tetawa teman….
Bukan menyesal terlahir..
Bukan mengharap belas kasihan..
Dan bukan hilang asa putus harapan…
Hanya inginkan masa depan…
Karena ia anakmu Indonesia
Kediri 24 Juli 2009
Selamat hari anak
Kilauan warna membahana penjuru dunia
Lukisan, nyanyian dan tawa
Menghiasi hari nan bahagia
Semua media kabarkan kegembiraan
Canda tawa nyanyian bahagia
Hari anak Indonesia
Mereka yang merayakannya…
Namun..apakah semua sama…
Dimana hukum dan keadilan..
Untuk mereka yang tak merasakannya…
Jangankan bahagia, tersenyum dan tertawapun
Mereka tak bisa….
Mereka anak, adik saudara semuanya
Mengais menangis dalam terik mentari
Dinginnya malam dan kelamnya masa depan…
Dimana..dimana keadilan yang kau janjikan…
Dimana…jaminan yang terundangkan…
Inikah cinta yang engkau janjikan…
Inikah jaminan yang engkau dengungkan…
Dihari bahagia inipun mereka masih mengais menjerit dan meminta
Di jalan-jalan, di trotoar-trotoar dan dipasar-pasar
Sementara lainnya tersenyum tetawa teman….
Bukan menyesal terlahir..
Bukan mengharap belas kasihan..
Dan bukan hilang asa putus harapan…
Hanya inginkan masa depan…
Karena ia anakmu Indonesia
Kediri 24 Juli 2009
Selamat hari anak
![]() |
http://e-pendidikan.depdiknas.go.id/index.php?mod=eduReporter&cmd=view&id=550 |
Lamunan Senja
Matahari belum beranjak tenggelam
Sinar lembayung nan cerah belum jua tampakkan
Namun satu persatu kini telah dan akan terbang
Seakan berkejaran untuk kembali pulang
Aku pergi bagai pagi nan cerah
Semuanya bertebaran bebas
Namun masa begitu cepat berganti
Tinggalkan aku terpaku menyendiri
Dalam sunyi ku terdiam terpaku kelu
Kutanya pada alam dalam keheningan
Haruskan aku terus berjalan dan terbang
Menjemput harapan dalam penantian
Atau melawan riak ombak
Hingga asa pecah menjadi buih dibibir pantai
dan kembali mengikuti rentak tari
nyanyian belia itu dendangkan
Tapi tidak…
Aku harus tetap berdiri, berlari dan pergi
Untuk mereka
Yang terbiasa dan terabaikan
Leaving by train (Jakarta-Surabaya), 5 Juli 2009
Sinar lembayung nan cerah belum jua tampakkan
Namun satu persatu kini telah dan akan terbang
Seakan berkejaran untuk kembali pulang
Aku pergi bagai pagi nan cerah
Semuanya bertebaran bebas
Namun masa begitu cepat berganti
Tinggalkan aku terpaku menyendiri
Dalam sunyi ku terdiam terpaku kelu
Kutanya pada alam dalam keheningan
Haruskan aku terus berjalan dan terbang
Menjemput harapan dalam penantian
Atau melawan riak ombak
Hingga asa pecah menjadi buih dibibir pantai
dan kembali mengikuti rentak tari
nyanyian belia itu dendangkan
Tapi tidak…
Aku harus tetap berdiri, berlari dan pergi
Untuk mereka
Yang terbiasa dan terabaikan
Leaving by train (Jakarta-Surabaya), 5 Juli 2009
![]() |
http://media.photobucket.com/image/kereta%20api/ADVOKATKU/train203_print.jpg |
Pedagang Jalanan dan kesabaran
Pernah suatu ketika di malam sunyi dan dingin kami mengadakan
perjalanan saat liburan akhir sebuah kelas short course. Malam gelap,
desiran angin dan beberapa bintang mengintai di balik awan hitam nan
kelam mengantarkan bus yang kami tumpangi melaju kencang membawa kami ke
pelabuhan menyeberangi pulau. Kikikan canda, tawa dan iseng
teman-teman sesekali memecah kesunyian malam, menghibur hati pelancong
kelaparan dikegelapan malam...Ya, kami belum makan malam saat itu karena
kami sudah booking sebuah restoran tak jauh di seberang pulau dibalik
kabut malam.
Ditengan hiruk pikuk canda gurau kami malam itu terdengar suara laki-laki tua paruh baya di pintu belakang sekitar 50 cm dari seatku, “Kopi goreng.. kopi goreng…”, dan semua dari kami menoleh heran ke belakang pada laki berbaju lusuh, tidak rapi dan sekilas seperti pengamen jalanan. Walaupun tak seorangpun menyapa, penjual asongan tersebut tetap berdiri di pintu dengan terus menawarkan kopi, secangkir teh hangat, jamu, dan beberapa mie instant pengganjal sejengkal perut, seolah sinisnya pandangan kami tak membuatnya minder dan pergi.
Melihat kekehnya perjuangan perjuangan pedagang tesebut aku terbang melayang entah kemana. Aku berfikir Ya Allah betapa mulianya pedagang ini, dengan penuh sabar dan kerja keras tak perduli sinisnya mata tajam, kelam, dinginnya malam dan lelah letih menyusuri kegelapan tetap berusaha dan bekerja seolah tanpa beban. Kira-kira hingga setengah jam ia terus berdiri dan menawarkan tetapi tak satu orang jua membeli hingga salah satu teman kami Tinton yang telah kelaparan memaksakan diri membeli mie instant padanya, kemudian aku menyusul juga membeli yang sama karena sudah seharian di jalan tidak makan.
Tak lama berselang hampir semua dari kami menyantap mie instant yang ditawarkan. Walaupun dagangannya tak sampai habis setidaknya malam itu hampir setengah atau lebih dari dagangannya telah terjual di pintu bus kami. Seraya mengucapkan Alhamdulillah dan selamat jalan sang pedagang pamit dan pergi.
Dari sana aku terus berfikir betapa agungnya Tuhanku yang telah menjamin rizki hambanya. Ya, Allah swt telah menjamin rizki hambanya yang berdo’a, bersabar dan berusaha, karena apapun yang kita lakukan dengan segenap usaha maka niscaya Allah swt akan menunjukkan kebesarannya, itulah tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang mengetahui... Afala ta’qiluun...
Djogyakarta, Agustus 2008
Bingkisan dari Bali, 08
Ditengan hiruk pikuk canda gurau kami malam itu terdengar suara laki-laki tua paruh baya di pintu belakang sekitar 50 cm dari seatku, “Kopi goreng.. kopi goreng…”, dan semua dari kami menoleh heran ke belakang pada laki berbaju lusuh, tidak rapi dan sekilas seperti pengamen jalanan. Walaupun tak seorangpun menyapa, penjual asongan tersebut tetap berdiri di pintu dengan terus menawarkan kopi, secangkir teh hangat, jamu, dan beberapa mie instant pengganjal sejengkal perut, seolah sinisnya pandangan kami tak membuatnya minder dan pergi.
Melihat kekehnya perjuangan perjuangan pedagang tesebut aku terbang melayang entah kemana. Aku berfikir Ya Allah betapa mulianya pedagang ini, dengan penuh sabar dan kerja keras tak perduli sinisnya mata tajam, kelam, dinginnya malam dan lelah letih menyusuri kegelapan tetap berusaha dan bekerja seolah tanpa beban. Kira-kira hingga setengah jam ia terus berdiri dan menawarkan tetapi tak satu orang jua membeli hingga salah satu teman kami Tinton yang telah kelaparan memaksakan diri membeli mie instant padanya, kemudian aku menyusul juga membeli yang sama karena sudah seharian di jalan tidak makan.
Tak lama berselang hampir semua dari kami menyantap mie instant yang ditawarkan. Walaupun dagangannya tak sampai habis setidaknya malam itu hampir setengah atau lebih dari dagangannya telah terjual di pintu bus kami. Seraya mengucapkan Alhamdulillah dan selamat jalan sang pedagang pamit dan pergi.
Dari sana aku terus berfikir betapa agungnya Tuhanku yang telah menjamin rizki hambanya. Ya, Allah swt telah menjamin rizki hambanya yang berdo’a, bersabar dan berusaha, karena apapun yang kita lakukan dengan segenap usaha maka niscaya Allah swt akan menunjukkan kebesarannya, itulah tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang mengetahui... Afala ta’qiluun...
Djogyakarta, Agustus 2008
Bingkisan dari Bali, 08
![]() |
http://13.media.tumblr.com/t3QzYS7CVkptllr3GcHMehxko1_500.jpg
|
Tanpa Judul
Ikatkan benang layang-layang harapanmu pada pohon yang kokoh,
karena angin dipadang yg luas sangat kuat bisa saja menhantam dan
menghujamkannya ke bumi atau lautan luas hingga ia patah berkeping atau
hilang tenggelam disamudra yg yang ganas.....
Jangan pernah menambatkannya di pohon asam di pinggiran sungai yang ujung2 benangnya menjulur ke pinggiran sungai, karena bisa saja ia terlepaas dan hilang dalam derasnya arus sungai, atau daun-daun kecilnya mengusikmu disaat kamu lelah....
tapi ikatkan pada pohon beringin yg kokoh dipadang luas, walaupun panas terik kamu masih bisa berlindung dibawahnya, dan kalaupun ia lepas kamu masih bisa berlari menari mengejar benang2 dan layang2 itu...
paling tidak itu masih bisa menghiburmu....
Pare, 24 Desember 2009
Jangan pernah menambatkannya di pohon asam di pinggiran sungai yang ujung2 benangnya menjulur ke pinggiran sungai, karena bisa saja ia terlepaas dan hilang dalam derasnya arus sungai, atau daun-daun kecilnya mengusikmu disaat kamu lelah....
tapi ikatkan pada pohon beringin yg kokoh dipadang luas, walaupun panas terik kamu masih bisa berlindung dibawahnya, dan kalaupun ia lepas kamu masih bisa berlari menari mengejar benang2 dan layang2 itu...
paling tidak itu masih bisa menghiburmu....
Pare, 24 Desember 2009
![]() |
http://www.post-mortem.info/cgi-bin/miscopolemammediquellidiinfocamere. |
Dekapan Cinta
Mentari baru saja tenggelam dalam buaian malam
Kuterpaku menyesali diri dalam dekapmu
Ketika hiruk pikuk malam tiba
Kubersimpuh memohon cinta-Mu
Hidupku kelam lebih dari malam ini ya Rabbi
Aku tersesat diantara peta dan pustaka
Aku terdampar dalam lautan dunia yang kukenal
Dan aku tak berdaya
Langit begitu sunyi bahkan daunpun terdiam di kelunya malam
Kuratapi hidup kusesali jalanku dalam hangatnya cinta_Mu
Kuterlena dalam buaian dan kelamnya dunia
Ingin rasanya aku berlari mendekat mendekap Cinta-MU
Ya Tuhan sekalian alam
Bilakah waktuku datang
Aku sudah tidak berharap apapun dari dunia ini
Berikan aku satu tuhanku...anugrahkan aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah usang...cinta tak pernah pudar
Cinta sejati raja sang pecinta
Cinta hamba dengan Tuhan pencipta
Cinta Tuhan untuk hamba yang selalu merindukan
Merindukan cinta dan kematian
Depok, 28 November 2008
Kuterpaku menyesali diri dalam dekapmu
Ketika hiruk pikuk malam tiba
Kubersimpuh memohon cinta-Mu
Hidupku kelam lebih dari malam ini ya Rabbi
Aku tersesat diantara peta dan pustaka
Aku terdampar dalam lautan dunia yang kukenal
Dan aku tak berdaya
Langit begitu sunyi bahkan daunpun terdiam di kelunya malam
Kuratapi hidup kusesali jalanku dalam hangatnya cinta_Mu
Kuterlena dalam buaian dan kelamnya dunia
Ingin rasanya aku berlari mendekat mendekap Cinta-MU
Ya Tuhan sekalian alam
Bilakah waktuku datang
Aku sudah tidak berharap apapun dari dunia ini
Berikan aku satu tuhanku...anugrahkan aku cinta-Mu
Cinta yang tak pernah usang...cinta tak pernah pudar
Cinta sejati raja sang pecinta
Cinta hamba dengan Tuhan pencipta
Cinta Tuhan untuk hamba yang selalu merindukan
Merindukan cinta dan kematian
![]() |
http://dinoyudha.files.wordpress.com/2009/08/berdoa1.jpg |
Depok, 28 November 2008
Tanpa "O"
Engkau yang ku cari
Untuk-Mu aku berlari
Untuk-Mu jua aku kembali
Mengejar… mendekap
Membekap
Dalam peluk-Mu
Ya Rabbi
Depok, 2 Juli 2008
Tafakkur
Untuk-Mu aku berlari
Untuk-Mu jua aku kembali
Mengejar… mendekap
Membekap
Dalam peluk-Mu
Ya Rabbi
Depok, 2 Juli 2008
Tafakkur
Nyanyian Alam
Panas terik terlewatkan
Langit senja tak mengusik
Kelam malam tak menakutkan
Deru ombak mendamaikan
Biarkan camar dan awan berkejaran
Seolah senja telah datang
Ikhlaskan segala berdiri disini
Walau sesaat menikmati kicau nuri sahutkan dahan
Atau hempasan batu kerikil jalanan
Camar bertanggar cemara mengayun perlahan
Tiga empat purnama mungkin akan datang
Hantarkan masa untuk terbang
UNtuk mereka yang terabaikan
dan kembali berdiri berjalan dan berlari
Mengiringi kaki mungil menari
Peureulak, 23 Sept 2010
Kidung Purnama di tepi pantai
Syukur
Hmmm...
Tadi pagi kulihat dedaunan yang jatuh dipinggiran jalan terbang berkejaran saat angin bertiup...
apa mereka pernah memilih untuk jatuh disana?
tentu tidak teman...
mereka disana karena kehendak sang pencipta...
dan dilain kesempatan kulihat pengamen, anak-anak, dan tua renta berbaring dijalanan...
mereka dikejar dan ditanggakap...
aku bertanya apa mereka memilih hidupnya?
lalu dimana...
dimana keadilan,kesejahteraan atau perlindungan yang selalu diagungkan?
ataukah mereka hanya menjadi bahan??
bahan yang hanya dibutuhkan saat kampanye...
saat pemilihan...
atau hanya menjadi bahan perencanaan yang tak pernah terwujudkan....
Depok, 16 Maret 2011
Tatapan alam dibalik jendela Pustaka
apa mereka pernah memilih untuk jatuh disana?
tentu tidak teman...
mereka disana karena kehendak sang pencipta...
dan dilain kesempatan kulihat pengamen, anak-anak, dan tua renta berbaring dijalanan...
mereka dikejar dan ditanggakap...
aku bertanya apa mereka memilih hidupnya?
lalu dimana...
dimana keadilan,kesejahteraan atau perlindungan yang selalu diagungkan?
ataukah mereka hanya menjadi bahan??
bahan yang hanya dibutuhkan saat kampanye...
saat pemilihan...
atau hanya menjadi bahan perencanaan yang tak pernah terwujudkan....
![]() |
http://khaidiwong.blogspot.com/2007/04/apa-sih-warna-daun-sebenarnya.html |
Depok, 16 Maret 2011
Tatapan alam dibalik jendela Pustaka
Al Zalzalah
Membaca koran tentang gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang
mengingatkan pada bberapa kisah yang telah terjadi di Negeri ini seperti
tsunami, gempa yogya, merapi, dan lumpur lapindo yang belum usai
juga... mengingatkan pada sebuah surat dalam Al Qur'an... Al Zalzalah
yang kira-kira dalam tulisan latinku yang tidak terlalu baik begini:
1. Idzaa zulzilatil ardhu zilzaalahaa (Apabila bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya)
2. Wa akhrajatil ardhu atsqaalahaa (dan bumi mengeluarkan isinya)
3. Wa qaalal insaanu maa lahaa (dan manusia berkata, Apa yang terjadi padanya?)
4. Yauma-idzin tuhadditsu akhbaarahaa (Pada hari itu (ia) menceritakan berita (keadaan)nya).
5. Bi anna rabbaka auhaa lahaa (karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan padanya).
6. Yauma-idziy yashdurun naasu asytaatal li yurau a'maalahum (Pada hari itu manusia bangkit berpisah-pisah
untuk diperlihatkan amal-amal mereka)
7. Fa may ya'mal mitsqaala dzarratin khairay yarah (Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya)
8. Wa may ya'mal mitsqaala dzarratin syarray yarah (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah,
dia akan melihat (balasan)nya).
Allah swt mengingatkan dengan caranya, semoga menjadi pelajaran buat kita semua....
Depok, 16 Maret 2011
Lamunan dalam perpustakaan
1. Idzaa zulzilatil ardhu zilzaalahaa (Apabila bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya)
2. Wa akhrajatil ardhu atsqaalahaa (dan bumi mengeluarkan isinya)
3. Wa qaalal insaanu maa lahaa (dan manusia berkata, Apa yang terjadi padanya?)
4. Yauma-idzin tuhadditsu akhbaarahaa (Pada hari itu (ia) menceritakan berita (keadaan)nya).
5. Bi anna rabbaka auhaa lahaa (karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan padanya).
6. Yauma-idziy yashdurun naasu asytaatal li yurau a'maalahum (Pada hari itu manusia bangkit berpisah-pisah
untuk diperlihatkan amal-amal mereka)
7. Fa may ya'mal mitsqaala dzarratin khairay yarah (Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya)
8. Wa may ya'mal mitsqaala dzarratin syarray yarah (Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah,
dia akan melihat (balasan)nya).
Allah swt mengingatkan dengan caranya, semoga menjadi pelajaran buat kita semua....
Depok, 16 Maret 2011
Lamunan dalam perpustakaan
Berkarya & Berbagi
"Berkarya boleh dimana saja, dimanapun dunianya asalkan
bermanfaat. Sama halnya dengan berbagi bahagia, boleh dimana, kapan dan
dengan siapa saja, yang penting bisa membuat mereka tersenyum dan
tertawa sama dengan yang lainnya"
Depok, 2011
Depok, 2011
Perihal Waktu
Bismillahirrahmanirrahim...
Sungguh Allah maha adil dan bijaksana. Yang menciptakan manusia dari sumber yang sama, memberikan bekal hidup yang sama dalam tubuh setiap manusia. Tapi Allah tidak memberikan semuanya tinggal menikmati. Disinilah Allah ingin melihat sejauh mana manusia menggunakan segala kelebihannya.Untuk menilai kualitas manusia Allah tidak serta merta membuat sistem evaluasi, tetapi memberikan indikator yang sama sehingga tidak ada yang merasa diperlakukan tidak adil.
Allah memberikan dua tangan, dua kaki, dua mata, hidung dan mulut yang memilki fungsi yang sama untuk semuanya. Dan Allah memberikan indikator waktu yang sama untuk setiap harinya 24 jam yang terbagi dalam 2 waktu (siang dan malam) sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan "bukankah waktu yang engkau berikan pada lebih banyak, sehingga Ia bisa lebih baik". Oh tidak, tentu saja kita tidak dapat mengatakan itu. Kita tinggal mengaturuntuk apa waktu itu kita pergunakan dan bagaimana kita menfaatkannya dan akan diminta pertanggung jawaban untuk semua itu.
Dalam diskusi publik beberapa minggu yang lalu dikatakan dengan bahasa yang halus "Jakarta hari ini, sama dengan Singapore 50 tahun yang lalu" waw... dengan bahasa yang lebih kasar yang ingin dikatakan mungkin "Jakarta tertinggal 50 tahun dari Singapore loh!!". Sungguh ungkapan yang luar biasa... yang secara jelas mengatakan bahwa negara kaya yang katanya gemah ripah loh jenawi (dengan bahasa jawa terbaikku-Red) tertinggal jauh dari negara kecil yang nyaris tanpa kelebihan apapun kalau dilihat dari Sumber Daya Alamnya (SDA), dan jauh sekali bila dibandingkan dengan potensi SDA dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Sungguh "terlalu" kata Bang Haji.... itu sangat pantas untuk menyampaikan marah dengan nada humor ala anak2 masa kini. Tapi itu kesalahan tidak pantas diulang oleh siapapun yang HIDUP di Indonesia.... karena bila dibandingkan dalam segi apapun kiat Patut jadi PEMENANG... SDA berlimpah, SDM TAK KALAH... hanya kita TAK PANDAI mengelola potensi yang kita miliki.....
Ayo..mulai dari saat ini tekadkan niat untuk berkarya, tak PERDULI sekecil apappun karya itu. baik benar atau salaha, jatuh bangun dalam pengerjaannya, belum lagi SUPPORT NEGATIF ala Indonesia yang diberikan sekeliling... ABAIKAN SAJA. karena semua hal yang LUAR BIASA tidak ada yang TIDAK SALAH, karya besar TIDAK LAHIR DALAM SATU MALAM, semua perlu proses belajar BENAR SALAH, BERHASIL dan GAGAL... itu hal biasa...
"Semua orang bekerja dengan baik disebuah perusahaan dan menghasilkan produksi yang hebat dan diterima pasar yang notabene adalah karya person-person didalamnya.... ini terjadi karena karyawan bekerja berdasarkan aturan waktu, tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan. Bayangkan saja jika semua orang melakukan hal yang sama dalam hidupnya, kesehariannya TERENCANA baik WAKTU, TUJUAN serta RENCANA yang jelas... maka akan banyak KARYA LUAR BIASA yang tercipta...
Mari mengejar ketertinggalan bangsa ini dengan meningkatkan kinerja pribadi dengan berkarya sekecil apapun karya itu pasti bermakna untuk kehidupan, paling tidak orang-orang disekeliling kita.... sehingga kita dapat dikatakan sebagai orang yang sukses mengelola waktu denga tetap menjaga KESEIMBANGAN waktu BEKERJA, IBADAH dan ISTIRAHAT.. selamat berkarya karena KAMU LUAR BIASA....
"Cinta yang pergi mungkin akan kembali... tetapi waktu yang terlewatkan tidak akan pernah kau gapai lagi...."
Depok, 30 Juli 2011
Renungan Media
Sungguh Allah maha adil dan bijaksana. Yang menciptakan manusia dari sumber yang sama, memberikan bekal hidup yang sama dalam tubuh setiap manusia. Tapi Allah tidak memberikan semuanya tinggal menikmati. Disinilah Allah ingin melihat sejauh mana manusia menggunakan segala kelebihannya.Untuk menilai kualitas manusia Allah tidak serta merta membuat sistem evaluasi, tetapi memberikan indikator yang sama sehingga tidak ada yang merasa diperlakukan tidak adil.
Allah memberikan dua tangan, dua kaki, dua mata, hidung dan mulut yang memilki fungsi yang sama untuk semuanya. Dan Allah memberikan indikator waktu yang sama untuk setiap harinya 24 jam yang terbagi dalam 2 waktu (siang dan malam) sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan "bukankah waktu yang engkau berikan pada lebih banyak, sehingga Ia bisa lebih baik". Oh tidak, tentu saja kita tidak dapat mengatakan itu. Kita tinggal mengaturuntuk apa waktu itu kita pergunakan dan bagaimana kita menfaatkannya dan akan diminta pertanggung jawaban untuk semua itu.
Dalam diskusi publik beberapa minggu yang lalu dikatakan dengan bahasa yang halus "Jakarta hari ini, sama dengan Singapore 50 tahun yang lalu" waw... dengan bahasa yang lebih kasar yang ingin dikatakan mungkin "Jakarta tertinggal 50 tahun dari Singapore loh!!". Sungguh ungkapan yang luar biasa... yang secara jelas mengatakan bahwa negara kaya yang katanya gemah ripah loh jenawi (dengan bahasa jawa terbaikku-Red) tertinggal jauh dari negara kecil yang nyaris tanpa kelebihan apapun kalau dilihat dari Sumber Daya Alamnya (SDA), dan jauh sekali bila dibandingkan dengan potensi SDA dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Sungguh "terlalu" kata Bang Haji.... itu sangat pantas untuk menyampaikan marah dengan nada humor ala anak2 masa kini. Tapi itu kesalahan tidak pantas diulang oleh siapapun yang HIDUP di Indonesia.... karena bila dibandingkan dalam segi apapun kiat Patut jadi PEMENANG... SDA berlimpah, SDM TAK KALAH... hanya kita TAK PANDAI mengelola potensi yang kita miliki.....
Ayo..mulai dari saat ini tekadkan niat untuk berkarya, tak PERDULI sekecil apappun karya itu. baik benar atau salaha, jatuh bangun dalam pengerjaannya, belum lagi SUPPORT NEGATIF ala Indonesia yang diberikan sekeliling... ABAIKAN SAJA. karena semua hal yang LUAR BIASA tidak ada yang TIDAK SALAH, karya besar TIDAK LAHIR DALAM SATU MALAM, semua perlu proses belajar BENAR SALAH, BERHASIL dan GAGAL... itu hal biasa...
"Semua orang bekerja dengan baik disebuah perusahaan dan menghasilkan produksi yang hebat dan diterima pasar yang notabene adalah karya person-person didalamnya.... ini terjadi karena karyawan bekerja berdasarkan aturan waktu, tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan. Bayangkan saja jika semua orang melakukan hal yang sama dalam hidupnya, kesehariannya TERENCANA baik WAKTU, TUJUAN serta RENCANA yang jelas... maka akan banyak KARYA LUAR BIASA yang tercipta...
Mari mengejar ketertinggalan bangsa ini dengan meningkatkan kinerja pribadi dengan berkarya sekecil apapun karya itu pasti bermakna untuk kehidupan, paling tidak orang-orang disekeliling kita.... sehingga kita dapat dikatakan sebagai orang yang sukses mengelola waktu denga tetap menjaga KESEIMBANGAN waktu BEKERJA, IBADAH dan ISTIRAHAT.. selamat berkarya karena KAMU LUAR BIASA....
"Cinta yang pergi mungkin akan kembali... tetapi waktu yang terlewatkan tidak akan pernah kau gapai lagi...."
Depok, 30 Juli 2011
Renungan Media
Untitled 87
Seperti menanti bintang fajar
Mendahului semua dalam kegelapan
Mencari titik nan terang
Yang kadang tertutup awan
Seperti memungut dalam belukar
Ada namun tak nyata
Jauh tanpa tetangkai
hanya kilau warna yang berserakan
Seperti di sahara
Terlihat jauh
Menggoda asa
Menghilang begitu saja
dan...
Depok, 7 Agustus 2011
Mendahului semua dalam kegelapan
Mencari titik nan terang
Yang kadang tertutup awan
Seperti memungut dalam belukar
Ada namun tak nyata
Jauh tanpa tetangkai
hanya kilau warna yang berserakan
Seperti di sahara
Terlihat jauh
Menggoda asa
Menghilang begitu saja
dan...
Depok, 7 Agustus 2011
Langkahku
Seribu Buku Gus Dur
"Setelah menghadiri acara peluncuran buku di salah satu Toko
Buku Terkenal Kemarin. Ku coba menari diantara tumpukan-tumpukan buku.
ku terpesona pada sebuah pojok yang tidak terlalu luas tapi cukup untuk
puluhan orang berdiri disana. Ku dekati dan bertambah pesona, semua
susunan buku disana hanya ada satu nama. Ya, semua buku buku tentang Gus
Dur. Ditulis oleh beberapa orang yang berbeda, dengan bahasa dan tema
yang berbeda. Sungguh Luar biasa.Pemimpin yang dimasa hidupnya penuh
dengan berita, sensasi, humor dan terkadang sedikit kontroversial tetapi
begitu banyak ilmu disana. Masyaallah, ia begitu luar biasa. Gudang
Ilmu, pengukir sejarah dengan ragam kisah yang menyampaikan sesuatu yang
berat dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami walau sedikt
menghentak. Sungguh dia Luar biasa, terkadang sempat terpikir benar kata
orang "seorang akan sangat berarti ketika ia telah pergi". ya, mungkin
itu yang ingin disampaikan penulis-penulis itu dengan ragam kisah,
pengalaman baik yang dekat, jauh, pernah atau tidak pernah sekalipun
bertemu dengannya namun ia tau tentangnya. Selamat jalan Gus Dur, namamu
abadi kini dan semiga Allah memberi tempat yang layak disisi-Nya amin
ya rabbal 'alamin"
Jakarta, 8 Agustus 2011
Gramedia Matraman
![]() |
http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2009/12/30/gus-dur-meninggal-dunia-alhamdulillah-atau-inna-lillah/ |
Jakarta, 8 Agustus 2011
Gramedia Matraman
Petikan Hikmah
"Jika ada hari yang membuatmu kecewa, maka buat hari itu menjadi hari yang luar biasa dengan sebuah karya atau kebaikan agar kau akan mengenangnya sebagai hari yang baik dan luar biasa bukan hari yang buruk, karena sesungguhnya semua hari adalah baik dan harus bermanfaat".Bersemangatlah dan be possitive!!!
Depok, 18 Agustus 2011
Pustaka Pusat UI
![]() |
http://melzblukutuk.blogspot.com/2010/09/poem-of-day.html |
Depok, 18 Agustus 2011
Pustaka Pusat UI
Nguping "Seller"
Ada yang lucu saat mendengar obrolan sesama seller (S) sebuah Toko Buku Tadi sore... S1:|itu orang kelihatannya terpelajar ya?|, S2: |iya, tapi aneh banget, gaya terpelajar, tingkah gak jelas begitu.... |, S1: |hahha nanti dulu Coy, tampang terpelajar keluaran Amerika sekalipun gak menjamin kualitas kali... ya yang begitu tuh, prilaku kualitas kaki lima..|, S2: |hahhaha....itu bukan negara atau sekolahnya yang salah kali...|, S1: |maksud loe, pembagian otak gak dapet, gitu?|, S2:|bukan gak dapet, cuma sedikit dapetnya...|, S1,S2: |hahhahhaha.... |, keduanya tertawa lebar... S2: |Mas, ini bukunya sudah selesai|, terima kasih.... aku mengambil buku yang sudah disampulin.....***sambil geleng-geleng...
Jakarta, 24 Mei 2012
Teladan Sikap Abu Bakar RA
Disaat dunia hiruk
pikuk dengan krisis, kemiskinan, susahnya mendapatkan pekerjaan yang
berakibat pada meningkatnya jumlah pengangguran masih banyak orang-orang
dengan rahmat yang berlebihan. Diantara orang-orang yang kelaparan
karena sulitnya mendapat pekerjaan misalnya, masih ada orang-orang yang
meminta kenaikan gaji, tunjangan berlipat bahkan fasilitas mewah
lainnya. Padahal semua itu merupakan amanat yang harus dilakukan dalam
melayani rakyat dan semua keuangan bersumber dari uang rakyat.
Kondisi ini sungguh berbeda dengan apa yang disughkan sang teladan Khalifah Abu Bakar ra. Dirawayatkan pada suatu ketika mendengar keinginan istrinya untuk mencicipi manisan. lalu sang khalifah menjawab "aku tidak punya uang untuk membelinya", ini khalifah loh (jauh ya, dibanding mandor sekipun). Istri beliau menjawab: "kalau engkau setuju, aku akan menyisihkan sedikit uang dari perbelanjaan setiap hari, sehinga terkumpul dalam beberapa hari". Khalifah Abu Bakar mengijinkannya.
Istri khalfah mulai mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga beberapa hari kemudian terkumpul sejumlah uang yang mencukupi untuk membeli manisan. Ia menyerahkan uang tesrebut kepada Sayidina Abu Bakar ra untuk dibelikan manisan.
Apa yang saudara bayangkan yang akan terjadi? ternyata beliau orang yang sangat bijak. Abu Bakar ra mengatakan bahwa "dari pengalaman ini aku tahu bahwa kita mendapat gaji berlebihan dari Baitul Mal". Dan uang yang dikumpulkan istrinya untuk membeli manisanpun dikembalikan oleh Abu Bakarke Baitul Mal, dan sejak saat itu ia mengurangi gajinya sebanyak yang dikumpulkan istri beliau setiap hari.
Begitulah Seritauladana yang dicontohkan, apakah kita dapatkan contoh seperti ini saat ini? wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.
Kondisi ini sungguh berbeda dengan apa yang disughkan sang teladan Khalifah Abu Bakar ra. Dirawayatkan pada suatu ketika mendengar keinginan istrinya untuk mencicipi manisan. lalu sang khalifah menjawab "aku tidak punya uang untuk membelinya", ini khalifah loh (jauh ya, dibanding mandor sekipun). Istri beliau menjawab: "kalau engkau setuju, aku akan menyisihkan sedikit uang dari perbelanjaan setiap hari, sehinga terkumpul dalam beberapa hari". Khalifah Abu Bakar mengijinkannya.
Istri khalfah mulai mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga beberapa hari kemudian terkumpul sejumlah uang yang mencukupi untuk membeli manisan. Ia menyerahkan uang tesrebut kepada Sayidina Abu Bakar ra untuk dibelikan manisan.
Apa yang saudara bayangkan yang akan terjadi? ternyata beliau orang yang sangat bijak. Abu Bakar ra mengatakan bahwa "dari pengalaman ini aku tahu bahwa kita mendapat gaji berlebihan dari Baitul Mal". Dan uang yang dikumpulkan istrinya untuk membeli manisanpun dikembalikan oleh Abu Bakarke Baitul Mal, dan sejak saat itu ia mengurangi gajinya sebanyak yang dikumpulkan istri beliau setiap hari.
Begitulah Seritauladana yang dicontohkan, apakah kita dapatkan contoh seperti ini saat ini? wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.
Belajar dari sekitar
Ada yang menarik
minat saya untuk sedikit mencerna lagu anak2 jalanan kemarin sore.
Sekilas baitnya sangat sederhana dan mungkin diciptakan hanya sebagai
sarana untuk mendapatkan kepingan-kepingan mungil yang mungkin tidak ada
nilai bagi bapak ibu tuan, nyonya atau nona pembaca. Tapi, bait bait
itu sungguh kata-kata yang jujur dan faktual, dan kalo saya boleh nilai
terkadang lebih jujur dari berita terkini seklipun.
Dalam pemberitaan media massa baik cetak, elektronik maupun televisi berita yang disuguhkan terkadang ada hubungan dengan intrik politik atau sudah diramu apik sehingga laris manis memikat. Tetapi bait-bait mereka berbeda, mereka mengatakan apa adanya. Bait-baitnya terkesan keras, nakal, manja dan yang terkadang juga lucu. Tapi itulah karya mereka. Beberapa kata-kata, kalo saya boleh sebut karena saya tidak bisa bilang itu bait karena banyak yang saya tidak ingat...
Rumah sakit untuk rakyat tapi banyak yang menjerat
katanya pengabdian, tidak bayar tidak dilayan
kalo masuk bayar mahal, harga obat dimainkan
semua orang sudah tau, tapi tidak mau tahu
Katanya pengabdian, periksa tetap bayar
dapat uang kiri kanan sungguh memalukan
uang periksa uang obat
semua disikat, kami rakyat yang terjerat.
Bagi sebagian orang mungkin nyanyian diatas terasa biasa, tapi bagi-mereka nyanyian itu luar biasa. Disaat kondisi tidak menguntungkan, mereka terus terpinggirkan. Mungkin besok lusa atau bahkan satu atau dua tahun lagi nyanyian ini masih terdengar, namun keadaan belum berubah.Seandainya itu didengar oleh mereka yang pengambil kebijakan harusnya mereka berpikir apa yang harus dilakukan untuk merubah keadaan dengan merubah semua kibajikan yang tidak berpihak pada rakyat.
Apapun yang terjadi hidup harus tetap berjalan, semoga suatu saat ada pemimpin yang melihat dengan kasih sayang, melayani dengan hati dan bekerja dengan seluruh jiwa raga. Semoga suatu saat ada pemimpin yang mampu dan mau menjadi ayah bagi anak-anak yatim, sahabat fakir miskin, pelindung yang lemah dan mampu merangkul yang kaya raya melebur dalam satu rasa untuk kemakmuran dan kemaslahatan ummat, amiin ya rabbal'alamin
***Ditulis tanpa maksud menyinggung siappaun, semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran/menga,bil 'ibarah buat kita semua, amin.
Depok, 19 Februari 2012
Berpanas Ria dalam Bis Jakarta
Dalam pemberitaan media massa baik cetak, elektronik maupun televisi berita yang disuguhkan terkadang ada hubungan dengan intrik politik atau sudah diramu apik sehingga laris manis memikat. Tetapi bait-bait mereka berbeda, mereka mengatakan apa adanya. Bait-baitnya terkesan keras, nakal, manja dan yang terkadang juga lucu. Tapi itulah karya mereka. Beberapa kata-kata, kalo saya boleh sebut karena saya tidak bisa bilang itu bait karena banyak yang saya tidak ingat...
Rumah sakit untuk rakyat tapi banyak yang menjerat
![]() |
http://menu-menulis.blogspot.com/2012/07/pengamen.html |
kalo masuk bayar mahal, harga obat dimainkan
semua orang sudah tau, tapi tidak mau tahu
Katanya pengabdian, periksa tetap bayar
dapat uang kiri kanan sungguh memalukan
uang periksa uang obat
semua disikat, kami rakyat yang terjerat.
Bagi sebagian orang mungkin nyanyian diatas terasa biasa, tapi bagi-mereka nyanyian itu luar biasa. Disaat kondisi tidak menguntungkan, mereka terus terpinggirkan. Mungkin besok lusa atau bahkan satu atau dua tahun lagi nyanyian ini masih terdengar, namun keadaan belum berubah.Seandainya itu didengar oleh mereka yang pengambil kebijakan harusnya mereka berpikir apa yang harus dilakukan untuk merubah keadaan dengan merubah semua kibajikan yang tidak berpihak pada rakyat.
Apapun yang terjadi hidup harus tetap berjalan, semoga suatu saat ada pemimpin yang melihat dengan kasih sayang, melayani dengan hati dan bekerja dengan seluruh jiwa raga. Semoga suatu saat ada pemimpin yang mampu dan mau menjadi ayah bagi anak-anak yatim, sahabat fakir miskin, pelindung yang lemah dan mampu merangkul yang kaya raya melebur dalam satu rasa untuk kemakmuran dan kemaslahatan ummat, amiin ya rabbal'alamin
***Ditulis tanpa maksud menyinggung siappaun, semoga bermanfaat dan menjadi pembelajaran/menga,bil 'ibarah buat kita semua, amin.
Depok, 19 Februari 2012
Berpanas Ria dalam Bis Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)